Langsung ke konten utama

Menambah REVENUE dari WAKTU TUNGGU

DeeBioskop 21, siapa yang tidak kenal, layanan nonton film BIG SCREEN yang masih eksis hingga saat ini di tengah demand pelanggan untuk nonton film di bioskop yang mulai berkurang.
Yang menarik selain menyajikan film film menarik, pihak pengelola paham kalau orang Indonesia suka ngemil saat menonton.
Maka disiapkanlah sajian menu makanan dan minuman ringan untuk menemani saat menonton.
Yang menarik bukan soal ragam menunya tapi cara mereka menawarkan ragam menu tersebut ke calon penonton, kalau istilah saya mereka melakukan pendekatan OJO sampe KENDOR dimana pihak penjual melakukannya sampai 3 kali menawarkan hal yang sama yaitu ragam cemilan untuk teman menonton.
Pertama saat membeli tiket, petugas tiket setelah selesai print karcis tiket dengan gesit melanjutkan dengan menawarkan ragam cemilan untuk jadi teman menonton.
Jika penonton yang ditawarkan tidak berhasil di rayu untuk membeli, penawaran kedua berikutnya akan dilakukan saat penonton akan mencari tempat duduk sebelum film diputar.
Di proses ini yang tadinya pemeriksaan tiket dilakukan dipintu studio dipindahkan ke area yang tidak jauh dari penjualan tiket.
Saat penonton diminta perlihatkan karcisnya kembali ditawarkan oleh petugas berbeda dengan iming iming akan diantar ke tempat tunggu dan tentunya baur dimuka dulu.
Tidak sampai situ, penawaran ketiga dilakukan saat penonton sudah masuk ke studio dan duduk di kursinya.
Waktu iklan before tayangan film utama dimanfaatkan untuk menawarkan kembali ragam cemilan yang sama seperti yang ditawarkan di dua moment sebelumnya.
Jika saya amati, Momen MENUNGGU dijadikan PELUANG bagi pihak 21 untuk menambah REVENUE dari income noncore business melalui cemilan teman menonton.
Belajar dari upaya  21 diatas bagi pihak Rumah Sakit tidak ada salahnya karena sama sama melayani masa market.
Momen menunggu di rumah sakit bisa dijadikan peluang untuk menambah revenue dengan mengcreate ragam layanan noncore.
Menunggu saat registrasi, menunggu saat di depan ruang dokter, menunggu saat di farmasi bisa dijadikan momen untuk melakukan penawaran layanan baik  yang terkait dengan layanan CORE maupun NONCORE.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi PILIHAN TERBAIK dimata PELANGGAN

Pelayanan sejatinya menghadirkan empati kepada pelanggannya. Yang membedakan pelayanan yang diberikan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya adalah di soal empati. Bagaimana melihat level empati yang diberikan kepada pelanggan setidaknya dapat dilihat dari sejauh mana  perusahaan menghadirkan kondisi kondisi dibawah ini secara lebih baik memenuhi ekspetasi pelanggan : Kenyamanan pelanggan selama mengikuti proses pelayanan. kebersihan area pelayanan. keberaturan area pelayanan dengan hadirnya sig in atau petunjuk arah salahsatunya. ketersediaan stock yang dibutuhkan selama proses pelayanan. knowledge and update layanan terbaru yang secara simultan dihadirkan kepada pelanggan. people yang kompeten, komunikatif dan mampu menyelesaikan komplain pelanggan. process yang make everything simple. pre, in & post service kepada pelanggan berbasis Customer Journey. Semisal di rumah sakit, LAYANAN berbasis EMPATHY diatas menjadi hal yang harus dijaga keberla

Ketik SATU JARI, emang BISA?

Kecepatan eksekusi dibutuhkan dalam lingkungan perusahaan tidak terkecuali di soal administrasi. Dokumen menjadi bagian yang tidak terlepas dari proses administrasi termasuk di dalamnya dalam hal penyusunan surat menyurat dan buat laporan. Mengetik menjadi ritual yang tidak bisa dielakan dalam mengerjakan hal diatas oleh karenanya diperlukan kemampuan teknis yang handal. Namun beda level beda kemampuan teknis yang dibutuhkan. Untuk level staf dibutuhkan kemampuan ngetik 10 jari Tapi untuk level leader dibutuhkan kemampuan ngetik 1 jari untuk membereskan segala dokumen yang dibutuhkan untuk kepentingan perusahaan. SOP nya jika ada banyak dokumen yang harus disiapkan : 1. naikan telunjuknya, 2. amati staf yang akan dijadikan sasaran,  3. arahkan telunjuk Ke staf yang jadi sasaran dan 4. biarkan kemampuan 10 jari staf yang MENYELESAIKANNYA.

IDE lahir dari KETIDAKNYAMANAN

Perusahaan dalam menjaga keberlanjutan bisnisnya dalam melayani pelanggan memerlukan banyak dukungan tidak terkecuali sdm yang terlibat. Bentuk kontribusi yang nyata adalah ide kreatif yang bersumber dari sdm internal perusahaan dalam segala aspek baik lahirnya produk baru maupun cara delivery produk kepada pelanggan. Bagaimana IDE bisa lahir dari sdm internal tentunya banyak pemicunya satu diantaranya adanya RASA TERANCAM dengan hadirnya kompetitor perusahaan. Adanya rasa ini melahirkan sebuah ketidaknyaman di internal perusahaan untuk selalu melakukan terobosan terobosan baru agar perusahaan selalu eksis dalam melayani pelanggannya. Oleh karenanya do intelijen perlu dilakukan kepada perusahaan lain yang dianggap kompetitor dan hasilnya di share ke seluruh sdm internal perusahaan. Cara ini efektif untuk membangun keresahan di sdm internal untuk melakukan do the best dalam melayani pelanggannya. Selain melakukan intelijen ke perusahaan kompetitor cara lain ad